Mengenal Emosi Anak: Kunci Pembelajaran Efektif di Kelas PAUD
Dalam Pendidikan anak usia dini, pemahaman terhadap emosi anak menjadi hal yang sangat penting. Anak usia dini belum mampu mengungkapkan perasaan mereka dengan cara kompleks seperti orang dewasa. Oleh karena itu, guru memiliki peran besar untuk mengenali,memahami, dan membentuk anak mengelola emosi mereka.proses belajar akan berjalan lebih efektif ketika anak merasa aman, diterima, dan Bahagia di lingkungan sekolah.
Sebagai guru PAUD sekaligus mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, saya sering mnyaksikan betapa besar suasana hati anak terhadap semangat belajar mereka. Anak yang datang kesekolah dengan perasan senang akan lebih mudah berinteraksi, berparsitipasi, dan memahami pelajaran atau senang ketika bermain. Sebaliknya anak yang sedang sedih atau marah seringkali sulit focus dan enggan beraktivitas. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki kepekaan emosional dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar.
Dari pengalaman saya sebagai guru di TKIT Ar Raudloh, saya menemukan bahwa pendekatan yang penuh empati dapat membantu anak menenangkan diri. Misalnya, ketika anak menangis rindu kepada orang tuanya, saya berusaha untuk tidak langsung menyuruhnya diam, tetapi memberi pelukan dan mendengarkan ceritanya. Setelah merasa dipahami, anak akan lebih cepat kembali tersenyum dan siap bermain sambil belajar kembali.
“Saya belajar bahwa anak tidak hanya butuh diajari, tetapi juga dipahami”
Anak usia dini belajar melalui proses. Saat mereka mencoba, bereksperimen, dan berulang kali gagal lalu berhasil, disitulah tumbuh daya juang dan kreativitas. Karena sejatinya, yang paling berharga bukan hasil akhirnya, tetapi perjalanan mereka untuk sampai kesana.
Pendekatan psikologis sederhana ini ternyata membawa perubahan besar. Anak-anak menjadi lebih terbuka, lebih mudah mengungkapkan perasaan, dan lebih percaya diri. Lingkungan kelaspun terasa lebih hangat dan menyenangkan. Gurubbukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping emosional yang membantu anak tumbuh seimbang – secara kognitif, social, dan emosional.
Oleh: Irma Ainul Jinan – Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Kuningan

