📰 Sejarah Psikologi Pendidikan: Menelusuri Akar Ilmu Memahami Proses Belajar
KUNINGAN – Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang memegang peranan krusial dalam dunia pendidikan. Ilmu ini berfokus pada studi sistematis tentang proses dan faktor-faktor yang terlibat dalam pendidikan manusia, guna memahami bagaimana individu belajar, mengajar, dan berkembang di dalam konteks pendidikan. Perjalanan historisnya panjang dan melibatkan kontribusi dari berbagai tokoh besar yang meletakkan fondasi bagi praktik pendidikan modern.
🏛️ Fase Awal: Dari Filsafat menuju Ilmu Mandiri (Abad ke-19)
Johann Friedrich Herbart
Akar dari psikologi pendidikan sebenarnya dapat ditelusuri kembali pada pemikiran para filsuf Yunani Kuno, namun perkembangannya sebagai disiplin ilmu yang terpisah mulai terasa pada abad ke-19 di Eropa.
Tokoh yang sering diakui sebagai Bapak Psikologi Pendidikan adalah Johann Friedrich Herbart (1776–1841), seorang filsuf dan pendidik Jerman. Herbart menekankan pentingnya keterkaitan antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki individu (apersepsi) dalam proses belajar. Pandangannya ini menjadi landasan awal yang sistematis mengenai proses kognitif dalam pendidikan.
Pada masa permulaan (sekitar 1880–1900), para ahli mulai melakukan penelitian eksperimen yang lebih fokus pada aspek psikologis. Beberapa tokoh penting pada masa ini antara lain:
1. Sir Francis Galton
Sir Francis Galton, yang meneliti tentang "Genius turun temurun" dan menekankan pentingnya perbedaan individual.
2. G. Stanley Hall
G. Stanley Hall, meskipun lebih dikenal dalam ilmu jiwa anak, juga berperan dalam membahas sejarah psikologi pendidikan melalui konsepsi yang didasarkan pada teori evolusi biologis.
3. William James
William James (1842–1910) dari Amerika Serikat, yang memberikan kuliah tentang psikologi kepada para guru dan menulis buku yang membahas hubungan psikologi dengan praktik mengajar, yang dianggap sebagai tonggak penting.
🏛️ Perkembangan Pesat di Amerika Serikat (Awal Abad ke-20)
Perkembangan psikologi pendidikan menjadi jauh lebih pesat di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Tiga tokoh utama Amerika yang membentuk fondasi modern disiplin ilmu ini adalah:
1. John Dewey
John Dewey (1859–1952) Dikenal sebagai pendukung pendidikan progresif. Dewey menekankan bahwa anak adalah pelajar yang aktif dan bahwa pendidikan harus berfokus pada adaptasi anak terhadap lingkungan dan pemecahan masalah (pembelajaran berbasis pengalaman).
2. Edward Lee Thorndike
Edward Lee Thorndike (1874–1949) Sering dijuluki Bapak Psikologi Pendidikan Amerika Serikat. Melalui eksperimennya, Thorndike merumuskan Hukum Efek (The Law of Effect) yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti oleh konsekuensi yang memuaskan cenderung akan diulangi. Pendekatannya yang menggunakan studi empiris tentang pembelajaran menjadi panduan utama bagi psikologi pendidikan.
📈 Kontribusi Aliran Psikologi (Pertengahan hingga Akhir Abad ke-20)
Seiring berjalannya waktu, berbagai aliran dalam psikologi memberikan kontribusi besar pada psikologi pendidikan:
1. Behaviorisme, dipengaruhi oleh ide-ide Thorndike, tokoh seperti B.F. Skinner (1904–1990) sangat mempengaruhi psikologi pendidikan pada pertengahan abad ke-20. Pendekatannya menekankan pada peran penguatan (reinforcement) dan hukuman dalam proses belajar mengajar.
B.F. Skinner Thorndike
2. Kognitif, menjelang akhir abad ke-20, psikologi pendidikan kembali menekankan pada aspek kognitif dari proses belajar. Tokoh seperti Jean Piaget dengan teori perkembangan kognitif (tahapan-tahapan perkembangan) dan Lev Vygotsky dengan konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD), memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana anak-anak membangun pengetahuan.
Jean Piaget Lev Vygotsky
🌐 Era Modern dan Multidisiplin
Saat ini, psikologi pendidikan telah berkembang menjadi bidang yang sangat luas dan multidisiplin. Para ahli tidak hanya memperhatikan aspek kognitif dan perilaku, tetapi juga semakin fokus pada aspek sosioemosional dan peran konteks sosial budaya dalam pendidikan.
Psikologi pendidikan modern terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan tantangan global, memastikan bahwa riset psikologi dapat secara efektif menyediakan sumber daya bagi para guru untuk melaksanakan tugas mereka, mengembangkan kurikulum, dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan inklusif bagi semua peserta didik.
Oleh : Dilla Ade Disyani – Mahasiswa PG – PAUD Universitas Muhammadiyah Kuningan

